My December

Kadang hidup tidak seperti yang kita inginkan..inginnya seperti yang diharapkan,, namun kadang keadaan yang MENGHARUSKAN kita melakukan hal yang kurang kita inginkan. Dan atas semua pertimbangan sana sini, yaa harus cara itu yang ditempuh, agak memusingkan ya bacanya..hehehe..Dan setiap persoalan yang kita hadapi ibarat kita sedang mengerjakan soal ujian, apapun soalnya baik itu soal mudah atau soal sulit kita harus mengerjakannya. Jika ingin mendapat nilai bagus kita harus mengerjakan dengan cara yang benar sehingga jawabannya pun benar jika puas dengan nilai kecil ya kita asal-asalan mengerjakannya..Kita diuji atas semua kekurangan kita,, apapun itu kita harus bisa melewatinya, diharuskan memutar otak dan dituntut keikhlasan menjalaninya. Apapun kondisinya kita harus selalu bersyukur dengan sehatnya anakku INARA AMAYA MAVISHA yang bentar lagi berulang tahun yang pertama. Horray!!!
dan jawaban atas pertanyaanku dr 2 minggu yang lalu ada di artikel ini..semoga bisa menjalaninya ya..semangkaaa..
Ini dia artikelnya

Suatu hari, dua orang wanita yang bersahabat saling bertemu dan bertukar cerita. Salah satu dari mereka lalu mengungkapkan rasa penasarannya bahwa sahabatnya terlihat sangat jarang sekali marah kepada sang suami, atas bagaimanapun perlakuan yang diterimanya.Lalu sang sahabat berkata….Ketika kemarahan itu sudah sampai diubun-ubun, lalu aku masih menahannya dan mencoba tetap mendidik diriku untuk tetap mengingat, betapa jasanya yang dalam himpitan kesusahan, lelah dan penat, dia berusaha mencukupi nafkah untuk aku dan keluargaku. Dan tidak jarang pula, akhirnya dia melupakan perawatan atas dirinya sendiri. Aku seperti halnya kamu, adalah seorang wanita yang diciptakan lebih lemah dari pada lelaki. Dan saat kelemahanku itu hadir dan mengusik mereka, seribu satu kemakluman beliau hadirkan untuk tetap mengerti kekuranganku sebagai wanita. Terkadang keegoisan kami sama-sama datang, namun naluri mengalahnya atas perempuan manja yaitu aku, akan segera dimunculkan olehnya. Direngkuhnya aku dan terucaplah perkataan maaf. Dan, dari disanalah perdamaian kami tercipta. Dan kamipun semakin bertambah mesra.Tapi….
Tidak jarang pula, ketika rasa “keunggulannya” sebagai lelaki hadir dan membuatnya sedikit terbawa dalam ego, hal itu memang membuatku sedikit sakit hati, yah aku kan hanya manusia. Namun kesempatan itu tidak aku sia-siakan, aku tata batinku sedemikian rupa sehingga aku terlihat menyenangkannya dalam luasnya hatiku menerimanya. Aku yakin, Allah yang Maha melihat akan lebih ridho kepadaku saat itu.
Saat tiada teman berbagi, dialah yang menyediakan pundaknya yang kuat untukku menangis. Kekuatan pikiran dalam logisnya dia berpikir, yang jelas-jelas memang lebih kuat dari pada aku, akhirnya memberi ruang bagiku sejenak untuk merasa nyaman dan terlindungi. Sekuat-kuatnya wanita didunia ini, tapi sesuai dengan fitrahnya, wanita tetap dan pasti akan merasa butuh diayomi oleh laki-laki.
Rasanya tiada teman yang paling pantas aku akrabi selain suamiku. Dan memang sebagai manusia biasa, dia tidak akan lepas dari kekurangan, seperti halnya aku. Lalu setelah semua itu aku sadari, untuk alasan apalagi aku harus menuntutnya menjadi sempurna? Dan dalam keterbatasan serta kekurangannya sebagai manusia, masih pantaskah aku menuntutnya untuk harus selalu berlaku dan memberi lebih kepadaku?
Dan bukan berarti aku merendahkan diriku sendiri atasnya, namun… dengan kalimatku ini, aku mencoba sadar diri, betapa aku mempunyai banyak kekurangan sebagai wanita. Dan dia tetap memilih aku, dan memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu hidupnya denganku, membimbing, mengayomi, dan menafkahi aku. Lalu… berilah aku satu alasan, dari celah mana aku bisa tetap beralasan untuk tidak bisa menahan lidahku atas suamiku?
Dengan menahan kemarahanku padanya, insyaAllah akan memberi gambaran jelas tentang diriku, istrinya, yang sebenar-benarnya. Jika aku selama ini belum dapat membuatnya bangga, mungkin saat inilah yang tepat bagiku mengukir kenangan yang dapat membanggakannya. Membuatnya bangga bahwa aku adalah istri yang dapat tetap mengertinya, bahkan dalam keadaan marah sekalipun. Setelah itu, aku yakin dia akan berkata pada hatinya, bahwa dia bersyukur telah meletakkan pilihan atas separoh hidupnya kepadaku.
Dan apakah kau tahu, bahwa suamiku adalah ladang amal yang InsyaAllah akan membawa ku kepada surga Allah yang abadi. Keridhoannya adalah kunci pembuka pintunya, dan mengalah sedikit bukan berarti menjadi budaknya, namun sikap sabar itu yang justru akan memuliakan kita dihadapannya.
Maka, aku belajar untuk tidak merelakan hidup dan hatiku diatur oleh rasa. Rasa amarah, rasa benci, dan apapun yang justru akan membelokkan fokusku dari menghimpun pahala dari sang maha kuasa. Maka dari itu pula, aku ingin mencintai suamiku karena Allah. Hanya karena Allah saja. Jadi setiap kali aku marah kepadanya, aku akan kembali mengingat Allah dan mengingatnya hanya sebatas manusia yang penuh dengan kekurangan, seperti halnya aku. Hal itu yang menjauhkanku dari penghakiman apapun atas suamiku. Setelah itu, betapa hanya keteduhan yang akhirnya memenuhi hatiku, dan hilanglah amarahku.
Dari Ibnu Umar ra. berkata, Rasullullaah SAW. Bersabda :
“Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya (Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ ( HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi )
Semoga bermanfaat dan menjadi hikmah..
http://www.kabarmuslimah.com/kutahan-amarahku-suamiku/

Happy B'day To Me..

Ketemu lagi di dunia blogger..
Allhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT, hari ini adalah 28 tahun yang lalu aku dilahirkan.banyak hal yang sudah dilalui..senang sedih bahagia terluka,,semuanya pernah dilewati. Dan hal yang paling kutunggu adalah ucapan dari suamiku, dulu sebelum jadi suami dy lupa atau mungkin gak tau hari kelahiranku..Tiap ucapannya selalu mengena dihati #ciee..Dua tahun yang lalu dy ngucapin "semoga cantik lahir batin" dan tahun ini ucapannya "semoga jadi ibu yang seksi"

saat uang tidak lg berharga dimata seseorang

Seperti biasanya sepulang kantor aku naik kopaja, tidak ada hal ganjil yg terjadi, aku pun duduk dikursi belakang supir, saat pengamen itu masuk dan bernyanyi seperti pengamen2 pada umumnya, aku masih berpikir  tidak akan terjadi sesuatu. Ketika pengamen meminta uang, aku pun kasih uang pada pengamen itu, dan dia pun berlalu dihadapanku. Sempat curiga juga saat pengamen itu duduk di belakangku dan memeriksa uang hasil jerih payah dia bernyanyi. Bis pun berhenti saat pengamen itu turun, namun sebelum tururn ia menyimpan uang yang kuberikan tadi di dekat mesin kopaja, entah dia merasa terhina atau memang tidak butuh dengan uang itu. Ya Tuhan, aku merasa jantungku terhenti, dia melakukan itu karena aku memberinya uang receh logam sebesar seribu rupiah yg terdiri dari 3 keping 200 dan 4 keping 100. Aku pun hanya menatap uang receh tersebut, ingin rasanya bilang pada kondektur untuk mengambil uang yang ditinggalkan oleh pengamen itu, tapi mulutku terkunci dan aku hanya menatap seorang ibu yang diduduk yg menghadap ke mesin kopaja tempat pengamen itu meletakkan uangnya. Tak lama aku pun turun dari kopaja tersebut, kejadian itu terus berputar dikepalaku. Dalam hatiku terus membayangkan kejadian yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri, sebuah teguran buatku, apa aku terlalu pelit hingga kasih recehan atau pengamen itu yang merasa terhina dgn diberikan uang receh atau dia terlalu belagu untuk tidak menerima uang receh (seperti yg suamiku tuduhkan saat ku ceritakan kejadian itu). Apapun itu, ini menjadi pembelajaran buatku ke depan, bahwa mencari uang itu susah dan harus menghargai sekecil apapun uang dan walaupun receh, benda itu tetap uang yang jangan kita anggap remeh. Ingat sejuta kurang seratus rupiah, nilainya menjadi Rp. 999.900 :)

Dimana Bumi Di Pijak Disitu Langit Di Junjung

Apa kabar kawanku semua??? lama sekali ga nulis di blog ini.
Saat ini gw sudah tidak berada di Sepucuk Jambi Sembilan Lurah lagi, kini aku udah bisa liat Monas lagi :D

Dan kehebohan pun dimulai, saat mencari rumah tempat tinggal, semua situs penjualan udah sering diliat, di telpon bahkan janjian buat liat rumahnya. Mulai dari yang murah sampe yang mahalnya selangit, dan suami pun udah survey lokasi, namun ada saja kendalanya, mulai dari air, masuk gang dan listrik. Hampir putus asa rasanya mengingat kalau harus bolak-balik karawang, namun jangan pernah menyerah, yang penting kita terus berusaha, mencari dan mencari. Dan sampai akhirnya bisa nemu rumah sewa di daerah cidodol, kira2 setengah jam kalau mau ke kantor. Dan begitu melihat rumahnya aku kaget juga karna kecil dan memanjang, namun melihat situasi lingkungan tempat tinggalnya, aku suka, karena di depan rumah ada taman yang cukup luas, itu menghapuskan pandanganku bahwa ibukota tempat tinggal yang sumpek dan sempit :D 

Namun, ada satu permasalahanku lagi, yaitu yang ngasuh my huny bunny. Setelah hampir putus asa mencari kesana-kemari, akhirnya Allah mempertemukanku dengan seorang pengasuh bayi yang cukup telaten. Alhamdulillah sudah membuat aku sedikit lega ketika bekerja. Awal2 belum dapat pengasuh rasanya ingin berhenti bekerja saja, merasa ibu yang paling bersalah karena tidak bisa mengurus anaknya sendiri. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan buatku dan keluarga, Aamiin.

Dan kekangenan pun dimulai, aku kangen suasana disana, teman2 disana, makanan disana, semuanya..
Perjuangan hidup di ibukota pun harus ku jalani bersama orang2 yang sangat saya sayangi. 
Semangat terus ya, kita susah namun masih ada yang lebih susah lagi, semangkaaa...

Dan ibu kotapun hanya persinggahan sementara saja..